Sok Mantap Kali >>>>> :D
Pada proses penggarapan kali ini wa terlibat dalam penataan cahaya. Dalam sebuah parade monolog yang diadakan oleh kelompok teater el Na’ma yang diselenggarakan pada pertengahan Desember 2008 ini wa menata pencahayaan untuk 6 pertunjukan monolog sekaligus…. :D “sok mantap kali”. Ada tantangan lebih dibandingkan menata cahaya untuk satu pertunjukan, tetapi sayangnya hanya sedikit waktu yang tersedia dan fasilitas yang kurang mendukung untuk eksplorasi lebih jauh. so banyak banget kekurangan. Dari yang bersifat konsep sampai tekhnis.
Keliatan sekali bahwa pencahayaan yang dihadirkan kurang memiliki kesamaan proses dengan pertunjukan secara keseluruhan, so semestinya dalam proses latihan diskusi konsep keseluruhan artistik harus maksimal dan waktu yang tersediapun mesti lebih banyak dan tentunya perlu ada pembagian konsentrasi yang bagus karena dalam setiap monolog memiliki kecenderungan artistik yang berbeda.
Pengalaman seperti ini memang bukan yang pertama, pada 2 tahun yang lalu bersama teater Syahid wa menata pencahayaan untuk 4 pertunjukan monolog sekaligus wa sendiri sebagai pemonolog yang ke lima. Otomatis wa gak bisa memainkan pencahayaan untuk pertunjukan monolog wa sendiri. Palin banter wa terlibat dalam konsepnya aja.
Dalam ivent ini jelas konsentrasi wa terbagi karena selain wa menata cahaya untuk 4 pertunjukan ; Malingz oleh Mirzan Insani, Perempuan Biasa oleh Yova Tri Wahyuni, Returnelo oleh Sir Ilham Jambak dan Protes oleh Becky. Wa juga mesti konsentrasi pada pertunjukan wa sendiri yang merupakan adaptesi dari cerpennya Edgar Allan Poe yang berjdul The Black Cat. Yang rancananya akan ada yang membawakan naskah terjemahan wa itu dalam pertunjukan monolog tahun depan. “Kita tunggu aja” lol
Tantangannya tidak jauh berbeda malah bisa dikatakan sama dan persoalan yang terjadi pun tidak berbeda, butuh waktu yang cukup dan intensitas yang mantap dalam mendampingi proses setiap aktor/aktris yang bermonolog.
Thursday, December 18, 2008
lelah niyee
kebiasaan yang gak mantap. selalu setelah proses garapan pertunjukan terjadi kemalasan masal.
padahal setelah mengalami proses panjang yang mengeluarkan energi banyak semestinya mungkin bisa bersantai dan bernafas lega, tapi kenapa selalu setiap setelah pertunjukan yang terjadi selalu "bank". kenapa? coba kita telusuri dikit-dikit. :)
dalam proses garapan yang panjang setiap saat kita selalu konsentrasi pada target yang akan dicapai baik secara artistic maupun hal yang bersifat tekhnis.
nah setelah pertunjukan digelar artinya secara teknis proses selesai dan fikiran kita yang sebelumnya selalu berfikir tentang pencapaian-pencapaian sekarang pun sudah tidak lagi seperti itu. mungkin ini yang mengakibatkan "blank" pada fikiran kita setiap selesai pentas.
sementara itu dulu ...... :) :) nyambung di lelah neks part ok :D
padahal setelah mengalami proses panjang yang mengeluarkan energi banyak semestinya mungkin bisa bersantai dan bernafas lega, tapi kenapa selalu setiap setelah pertunjukan yang terjadi selalu "bank". kenapa? coba kita telusuri dikit-dikit. :)
dalam proses garapan yang panjang setiap saat kita selalu konsentrasi pada target yang akan dicapai baik secara artistic maupun hal yang bersifat tekhnis.
nah setelah pertunjukan digelar artinya secara teknis proses selesai dan fikiran kita yang sebelumnya selalu berfikir tentang pencapaian-pencapaian sekarang pun sudah tidak lagi seperti itu. mungkin ini yang mengakibatkan "blank" pada fikiran kita setiap selesai pentas.
sementara itu dulu ...... :) :) nyambung di lelah neks part ok :D
Subscribe to:
Posts (Atom)